Banyak orang bilang....
Kenapa?? Karena orang menilai dia
adalah orang yang aktif dan banyak kegiatan, namun tidak pernah memiliki
seseorang yang disebut “pacar” dengan alasannya hanya karena tidak diizinkan untuk
berpacaran oleh orang yang berada di rumah.
“Hidup untuk pendidikan dan pendidikan adalah hal yang utama”
Hal itu dia tanamkan kedalam
dirinya, tidak menutup kemungkinannya untuk memiliki pacar, namun tak dapat
dipungkiri, bahwa ia memilih pendidikan meskipun ia memiliki orang yang ia
sukai.
“Suka terhadap seseorang adalah hal yang wajar”
“Suka belum tentu harus memiliki status pacar”
Yah… itulah yang selalu muncul
dipikirannya. Terlahir di dalam keluarga dengan dua kakak perempuan, satu
abang, dan satu adik. Ditambah dengan keadaan keluarganya yang sudah tidak
bersatu lagi. Membuatnya berfikir, untuk apa sebuah status “pacar”. Saat ini ia
tinggal bersama Ibu nya dan saudaranya. Ayahnya sekarang telah memiliki
keluarga baru dengan satu orang anaknya yang bernama Salwa.
Tak dapat dipungkiri kekecewaan
yang tak jelas sebannya terhadap keadaan keluarga menyebabkannya
mengesampingkan berbagai pikiran untuk memiliki status “pacaran” seperti anak
seumurnya. Saat ini ia berusia 18 tahun 6 bulan 8 hari sekian jam sekian menit
sekian detik.
Namun tak disangka perasaan aneh
ia rasakan terhadap seseorang yang menurutnya tak pernah ia rasakan…
“apakah ini cinta…?”
Tak tahulah apa perasaan itu..
Yah mungkin itu adalah cinta
baginya.. Namun bagaimana mengawalinya.. Ia sama sekali tidak memiliki
pengalaman. Karena selama ini ia menganggap semua orang sama, mereka hanya
orang yang bersikap baik terhadapnya tidak lebih. Karena itulah ia tak pernah
mengenal kata “pacar”.
Tak mengerti apa yang ada di
benak pikirannya sehingga ia berfikiran lebih terhadap kebaikan seseorang
tersebut, tak tahu apa yang akan ia lakukan terhadap kebaikan tersebut.
Berusaha tak menyikapi perasaan
tersebut membuatnya bersikap tak mau tau dan sedikit acuh terhadap orang
tersebut. Dan hal tersebut ia sesali. Tapi apa yang harus dilakukannya untuk
memperbaiki keadaan…?? Tak ada yang dapat memberikan jawaban, karena ia tak
pernah bercerita kepada siapapun mengenai hal tersebut. Karena ia takut apabila
ada orang lain yang menyadari perasaannya membuatnya tak bisa berkutik di depan
orang yang ia sukai.
“yah…. Belum ada hal yang bisa ia lakukan …”
Ia hanya diam dan mulai bersikap
seperti biasa dihadapan yang lainnya… dan berharap perasaan itu akan memudar
seiring waktu berjalan. Ada beberapa orang yang mengetahui isi hati yang
sesungguh nya mengenai keinginannya. Dan hanya berkata..
“mengapa tak mencoba untuk membuka hati terhadap orang tersebut..? berusahalah membuka hati untuk orang lain.. berhentilah bersikap egois..”
Tak ada yang bisa ia lakukan,
amanah yang ia dapatkan untuk berkuliah di Universitas Negeri Jakarta
membuatnya menutup pintu hatinya untuk orang yang ia sukai. Saat ini yang bias
ia lakukan adalah..
“aku senang melihat ia tersenyum.. saat menyanjungku..”
Hal yang wajar dirasakan terhadap
setiap perempuan apabila di sanjung seperti itu oleh orang yang ia sukai. Namun
satu hal yang perlu di ingat.
“JANGAN PERNAH MENAFSIRKA KEBAIKAN SESEORANG ADALAH SEBUAH CINTA”
“PERBEDAAN PENAFSIRAN ITU TERKADANG MENYAKITKAN”
Komentar
Posting Komentar